Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
a. faktor Biologis
Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki motivasi biologis
untuk mempertahankan eksistensi diri dan kelangsungan spesies (keturunan).
Mereka akan membutuhkan makanan dan minuman untuk dapat bertahan hidup dan
melarikan diri ketika melihat musuh yang menakutkan serta membutuhkan lawan
jenis untuk kegiatan reproduktifnya.Utsman Najati menjelaskan
bahwa kebutuhan seksual sangat erat hubungannya dengan kepentingan kelangsungan spesies.
Sementara itu kepentingan mempertahankan eksistensi diri dapat terpenuhi
melalui kebutuhan yang lainnya.Ketika muncul dorongan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kebutuhan tersebut akan mendorong
manusia melakukan upaya adaptasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Dengan demikian, munculnya perilaku atas dorongan dari kebutuhan ini
merupakan suatu keniscayaan bagi manusia sebagai makhluk hidup.
Oleh karena itu, motivasi biologis
memiliki pengaruh penting dalam kehidupan manusia. Rasa lapar mampu membuat manusia merasa lelah sepanjang
hidupnya karena mencari sesuap makanan untuk menghilangkan rasa lapar tersebut. Sama halnya dia juga akan merasa lelah ketika terus
berusaha menghilangkan rasa takut yang menghantui kehidupannya. Oleh karena
itu, manusia tidak akan pernah berhenti memburu rasa aman yang bisa membuat
dirinya tenang, tentram dan bahagia. Di samping itu, motivasi seksual
juga merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Motivasi inilah yang memunculkan ketertarikan antara
makhluk dengan lawan jenisnya. Berangkat dari ketertarikan antar jenis ini
tercipta sebuah keluarga. Keluarga akan menghasilkan anak keturunan yang pada
gilirannya akan menciptakan sebuah generasi. Dari siklus seperti ini keberadaan
sebuah spesies dapat dipertahankan. Maka dari itu, demi keberlangsungan hidup
manusia motivasi seksual merupakan hal tidak dapat dihindari dalam kehidupan
mereka.Pada dasarnya motivasi biologis muncul sebagai akibat
tidak adanya keseimbangan organik maupun kimiawi dalam tubuh manusia. Dalam
studi ilmu psikologi modern, keseimbangan berbagai unsur dalam tubuh manusia
disebut dengan istilah homeostatis. Ketika motivasi itu muncul maka akan
mendorong manusia untuk melakukan upaya adaptasi yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhannya. Upaya pemuasan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kembali kondisi
tubuhnya. Oleh karena itu, Walter Cannon, seorang dokter kebangsaan Amerika berpendapat
bahwa tubuh manusia sebenarnya memiliki kecenderungan yang mengarah kepada
upaya penyesuaian diri guna mempertahankan tingkat konsentrasi dzat dalam tubuh
agar tetap konstan (homeostatis). Walaupun demikian manusia bukan sekedar makhluk biologis.
Kalau sekedar makhluk biologis, mereka tidak berbeda halnya dengan binatang.
dalam pandangan Islam, hubungan seksual antara suami dan
istri bukanlah sekedar untuk mencari kenikmatan dan kepuasan birahi belaka.
Namun hubungan itu lebih bersifat ikatan rasa cinta, kasih sayang, dan
kedamaian yang menyebabkan manusia merasa aman dan tentram. Hubungan seksual
tersebut dianggap sebagai hubungan kemanusiaan yang sarat dengan ungkapan rasa
cinta dan saling menghargai. Islam menyetarakan nilai hubungan seksual dengan
sedekah maupun amal shalih. Oleh karena itu, selain dari faktor biologis ini masih terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi
perilaku manusia.
b. Faktor sosiopsikologis
Sebagai makhluk sosial, manusia akan memperoleh beberapa
karakteristik yang memengaruhi tingkah lakunya. Faktor karakteristik ini sering
disebut sebagai faktor sosiopsikologis yang dapat memengaruhi perilaku
manusia.Jalaludin Rahmat mengklasifikasikannya ke dalam tiga komponen, yaitu komponen afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen pertama merupakan aspek emosional
dari faktor sosiopsikologis. Sementara komponen kognitif adalah aspek
intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Dan komponen konatif adalah aspek visonal yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Komponen afektif dari faktor sosiopsikologis terdiri dari
motif sosiogenesis, sikap dan emosi. Berikut ini penjelasan Jalaluddin
mengenai motif-motif tersebut:
1)
Motif
sosiogenesis
Motif sosiogenesis merupakan motif sekunder yang
dapat memengaruhi perilaku sosial manusia. Secara singkat, motif-motif sosiogenesis
dapat dijelaskan meliputi motif ingin tahu, yang meliputi mengerti, menata,
menduga, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan kebutuhan untu
mencari identitas, kebutuhan akan nilai dan kedambaan akan makna kehidupan
serta kebutuhan akan pemenuhan diri.
2)
Sikap
Sikap adalah salah satu konsep dalam psikologi
sosial yang paling banyak didefinisikan para ahli. Ada yang
menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenesis yang diperoleh
melalui proses belajar. Ada pula yang melihat sikap dengan kesiapan saraf
sebelum memberikan respon. Dari beberapa definisi yang ada, Jalaludin
menyimpulkan beberapa hal berikut: Sikap adalah kecenderungan bertindak,
berpresepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau
nilai, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi, relatif lebih menetap
serta mengandung aspek evaluatif dan muncul dari pengalaman.
3)
Emosi
Emosi adalah kegoncangan organisme yang disertai oleh
gejala-gejala kesadaran, keperilakuan dan proses fisiologis. Coleman dan
Hammen mengungkapkan bahwa emosi dapat berfungsi sebagai pembangkit energi,
pembawa informasi tentang diri seseorang, pembawa pesan kepada orang lain dan
sumber informasi tentang keberhasilan.
Emosi berbeda-beda dalam hal intensitas dan lamanya. Dari
segi intensitasnya ada yang berat, ringan dan desintegratif. Emosi ringan
meningkatkan perhatian seseorang kepada situasi yang dihadapi disertai dengan
perasan tegang sedikit. Emosi kuat disertai dengan rangsangan fisiologis yang
kuat. Dan emosi desintegratif terjadi dalam intensitas emosi yang memuncak.
Sementara dari segi lamanya, ada emosi yang berlangsung singkat dan ada yang lama. Emosi
ini akan mempengaruhi
presepsi seseorang atau penafsiran stimuli yang merangsang alat indra.Selanjutnya komponen kognitif dari faktor-faktor sosiopsikologis
adalah kepercayaan. Kepercayaan di sini tidak ada hubungannya dengan hal-hal
yang ghaib. Akan tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu ‘benar’ atau
‘salah’ atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi.Dengan demikian
kepercayaan di sini adalah yang memberikan presepsi pada manusia dalam
mempresepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan
menentukan sikap terhadap objek sikap.
Sementara
komponen konatif dari
faktor sosiopsikologis terdiri atas kebiasaan dan kemauan. Jalaludin
mendefinisikan kebiasaan sebagai aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara
otomatis, tidak direncanakan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kebiasaan
merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai
reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali. Sementara kemauan merupakan
usaha seseorang dalam mencapai tujuan.Usaha
di sini tentu sangat berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang hal yang akan dicapai tersebut.Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
a. faktor Ekologis
kaum Determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Banyak orang menghubungkan kemalasan bangsa indonesia pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari. sebagian pandangan mereka telah diuji dalam penelitian, seperti efek termperatur pada tingkatan kekerasan, perilaku intrapersonal, dan suasana emosional. yang belum diteliti, antara lain pengaruh temperatur ruangan pada efektifitas komunikasi.
contohnya ; orang jazirah arab sudah terbiasa dengan iklim panas lain halnya dengan orang indonesia yang cenderung emosional bila sedang cuaca panas.
b. faktor rancangan dan arsitektural
Dewasa ini telah timbul perhatian di kalangan para arsitek pada pengaruh lingkungan yang dibuat