Sabtu, 30 Maret 2013

Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

a. faktor Biologis 
Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki motivasi biologis untuk mempertahankan eksistensi diri dan kelangsungan spesies (keturunan). Mereka akan membutuhkan makanan dan minuman untuk dapat bertahan hidup dan melarikan diri ketika melihat musuh yang menakutkan serta membutuhkan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya.Utsman Najati menjelaskan bahwa kebutuhan seksual sangat erat hubungannya dengan kepentingan kelangsungan spesies. Sementara itu kepentingan mempertahankan eksistensi diri dapat terpenuhi melalui kebutuhan yang lainnya.Ketika muncul dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kebutuhan tersebut akan mendorong manusia melakukan upaya adaptasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, munculnya perilaku atas dorongan dari kebutuhan ini merupakan suatu keniscayaan bagi manusia sebagai makhluk hidup.
Oleh karena itu, motivasi biologis memiliki pengaruh penting dalam kehidupan manusia. Rasa lapar mampu membuat manusia merasa lelah sepanjang hidupnya karena mencari sesuap makanan untuk menghilangkan rasa lapar tersebut. Sama halnya dia juga akan merasa lelah ketika terus berusaha menghilangkan rasa takut yang menghantui kehidupannya. Oleh karena itu, manusia tidak akan pernah berhenti memburu rasa aman yang bisa membuat dirinya tenang, tentram dan bahagia. Di samping itu, motivasi seksual juga merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Motivasi inilah yang memunculkan ketertarikan antara makhluk dengan lawan jenisnya. Berangkat dari ketertarikan antar jenis ini tercipta sebuah keluarga. Keluarga akan menghasilkan anak keturunan yang pada gilirannya akan menciptakan sebuah generasi. Dari siklus seperti ini keberadaan sebuah spesies dapat dipertahankan. Maka dari itu, demi keberlangsungan hidup manusia motivasi seksual merupakan hal tidak dapat dihindari dalam kehidupan mereka.Pada dasarnya motivasi biologis muncul sebagai akibat tidak adanya keseimbangan organik maupun kimiawi dalam tubuh manusia. Dalam studi ilmu psikologi modern, keseimbangan berbagai unsur dalam tubuh manusia disebut dengan istilah homeostatis. Ketika motivasi itu muncul maka akan mendorong manusia untuk melakukan upaya adaptasi yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhannya. Upaya pemuasan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kembali kondisi tubuhnya. Oleh karena itu, Walter Cannon, seorang dokter kebangsaan Amerika berpendapat bahwa tubuh manusia sebenarnya memiliki kecenderungan yang mengarah kepada upaya penyesuaian diri guna mempertahankan tingkat konsentrasi dzat dalam tubuh agar tetap konstan (homeostatis). Walaupun demikian manusia bukan sekedar makhluk biologis. Kalau sekedar makhluk biologis, mereka tidak berbeda halnya dengan binatang. dalam pandangan Islam, hubungan seksual antara suami dan istri bukanlah sekedar untuk mencari kenikmatan dan kepuasan birahi belaka. Namun hubungan itu lebih bersifat ikatan rasa cinta, kasih sayang, dan kedamaian yang menyebabkan manusia merasa aman dan tentram. Hubungan seksual tersebut dianggap sebagai hubungan kemanusiaan yang sarat dengan ungkapan rasa cinta dan saling menghargai. Islam menyetarakan nilai hubungan seksual dengan sedekah maupun amal shalih. Oleh karena itu, selain dari faktor biologis ini masih terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi perilaku manusia.
 b. Faktor sosiopsikologis 
Sebagai makhluk sosial, manusia akan memperoleh beberapa karakteristik yang memengaruhi tingkah lakunya. Faktor karakteristik ini sering disebut sebagai faktor sosiopsikologis yang dapat memengaruhi perilaku manusia.Jalaludin Rahmat mengklasifikasikannya ke dalam tiga komponen, yaitu komponen afektif, kognitif, dan konatif. Komponen pertama merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Sementara komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Dan komponen konatif adalah aspek visonal yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Komponen afektif dari faktor sosiopsikologis terdiri dari motif sosiogenesis, sikap dan emosi. Berikut ini penjelasan Jalaluddin mengenai motif-motif tersebut: 
1)        Motif sosiogenesis 
Motif sosiogenesis merupakan motif sekunder yang dapat memengaruhi perilaku sosial manusia. Secara singkat, motif-motif sosiogenesis dapat dijelaskan meliputi motif ingin tahu, yang meliputi mengerti, menata, menduga, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan kebutuhan untu mencari identitas, kebutuhan akan nilai dan kedambaan akan makna kehidupan serta kebutuhan akan pemenuhan diri.
2)        Sikap 
Sikap adalah salah satu konsep dalam psikologi sosial yang paling banyak didefinisikan para ahli. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenesis yang diperoleh melalui proses belajar. Ada pula yang melihat sikap dengan kesiapan saraf sebelum memberikan respon. Dari beberapa definisi yang ada, Jalaludin menyimpulkan beberapa hal berikut: Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi, relatif lebih menetap serta mengandung aspek evaluatif dan muncul dari pengalaman. 
3)        Emosi
Emosi adalah kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran, keperilakuan dan proses fisiologis. Coleman dan Hammen mengungkapkan bahwa emosi dapat berfungsi sebagai pembangkit energi, pembawa informasi tentang diri seseorang, pembawa pesan kepada orang lain dan sumber informasi tentang keberhasilan. 
Emosi berbeda-beda dalam hal intensitas dan lamanya. Dari segi intensitasnya ada yang berat, ringan dan desintegratif. Emosi ringan meningkatkan perhatian seseorang kepada situasi yang dihadapi disertai dengan perasan tegang sedikit. Emosi kuat disertai dengan rangsangan fisiologis yang kuat. Dan emosi desintegratif terjadi dalam intensitas emosi yang memuncak. Sementara dari segi lamanya, ada emosi yang berlangsung singkat dan ada yang lama. Emosi ini akan mempengaruhi presepsi seseorang atau penafsiran stimuli yang merangsang alat indra.Selanjutnya komponen kognitif dari faktor-faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan. Kepercayaan di sini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang ghaib. Akan tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu ‘benar’ atau ‘salah’ atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi.Dengan demikian kepercayaan di sini adalah yang memberikan presepsi pada manusia dalam mempresepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap objek sikap.
Sementara komponen konatif dari faktor sosiopsikologis terdiri atas kebiasaan dan kemauan. Jalaludin mendefinisikan kebiasaan sebagai aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, tidak direncanakan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali. Sementara kemauan merupakan usaha seseorang dalam mencapai tujuan.Usaha di sini tentu sangat berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang hal yang akan dicapai tersebut.

Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
a. faktor Ekologis
kaum Determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Banyak orang menghubungkan kemalasan bangsa indonesia pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari. sebagian pandangan mereka telah diuji dalam penelitian, seperti efek termperatur pada tingkatan kekerasan, perilaku intrapersonal, dan suasana emosional. yang belum diteliti, antara lain pengaruh temperatur ruangan pada efektifitas komunikasi.
contohnya ;  orang jazirah arab sudah terbiasa dengan iklim panas lain halnya dengan orang indonesia yang cenderung emosional bila sedang cuaca panas.

b. faktor rancangan dan arsitektural
Dewasa ini telah timbul perhatian di kalangan para arsitek pada pengaruh lingkungan yang dibuat

manusia terhadap perilaku penghuninya . satu rancangan dapat mempengaruhi pola komunikasi di antara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektur tertentu.
contonya : orang yang berada di pasar cendenrung berteriak-teriak saat berbicara karena lingkungan pasar telah membentuk karakter komunikasi yang seperti itu


c. faktor temporal
yang mempengaruhi manusia bukan saja di mana merka berada tetapi juga bilamana mereka berada.
 contonya: menelpon seseorang akan lebih sopan dari pada menelpon pada saat malam hari.

d. suasana perilaku,
 lingkungan terbagi ke dalam beberapa satuan yang terpisah, yang disebut suasana perilaku
contohnya: di masjid orang tidak akan berteriak-teriak keras.

e. teknologi
misalnya danya komputer mengubah masyarakat yang dulu masih menggunakan mesin ketik dan membuat masyarakat dapat menegenal berbagai teknologi.

f.faktor sosial
 mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
contohnya: pemikiran orang tua tentu berbeda debgan pemikiran anak-anak.

g. lingkungan psikososial
 persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewekan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalm lingkungan itu.


1 komentar:

  1. Best Bet in casino | The Yukon Gold Casino
    The Yukon Gold Casino is bet analysis your place 벳 인포 스포츠 토토 분석 to 벳시티먹튀 go to test your 호날두 주니어 luck 먹튀 폴리스 검증 업체 and enjoy the best games in the entertainment of Lake of Dreams.

    BalasHapus